1/4/17

Friday, March 31, 2017

disaat malam yang sunyi, kau terdiam sendiri. meratapi segala keputusan yang telah kau buat. tiba-tiba saja bayangku memenuhi pikiranmu. disaat itu jugalah kau merasa rindu. kau meraih telfonmu untuk mendengar suaraku. kau ungkapkan betapa rindunya kamu akan kehadiranku. kau katakan betapa menyesalnya kau saat itu, saat kau memilih dia dibanding aku. kau ucapkan kata-kata yang membuatmu kembali terjatuh ke dalam pelukanmu dalam hampir sekejap.

dan betapa bodohnya diriku untuk mempercayainya. aku yang mempercayai setiap kata-kata yang keluar dari mulutmu. segala rasa kecewa, benci, sedih yang langsung hilang seketika. melupakan segala hal yang pernah kau lakukan untuk memecah belah perasaanku. tanpa kupikir dua kali. tanpa kusadari letak kesalahanku itu.

kapan luka ini akan sembuh? kalau terus menerus kau kembali lagi kepadaku. lalu setelah itu kau lempar aku jauh-jauh bagaikan bumerang. lalu kau kembali lagi dan semuanya kembali terulang-ulang. namun seberapa bodohnya aku yang selalu memercayaimu lagi dan lagi. aku yang masih mengharapkan sebuah keajaiban bodoh yang kutahu tidak akan terjadi. seperti menunggu sebuah kapal yang tak akan berlabuh, hilang ditengah lautan tertelan ombak.

mengapa aku tidak dapat membencimu? seburuk-buruknya kau memperlakukanku, lalu kau ungkapkan kata-kata manis yang kembali membuatku luluh. apakah yang membuatmu begitu spesial? mengapa sosokmu tak bisa hilang dalam hidupku? walaupun telah kucuba segala cara.

kau tahu? pergilah perlahan dari hidupku. biarkan aku menjalani sisa hidupku dengan bahagia. biarkan saja kau merindukanku. biarkan saja kau menyesali keputusanmu untuk tidak memilihku. biarkan saja bayangku memenuhi pikiranmu.

dan aku akan baik-baik saja.

Theme by: Pish and Posh Designs